Sabtu, 06 Desember 2014

rangkuman kalkulus


PERSIAPAN 1

0.1  Bilangan Real, Estimasi, dan Logika

Dasar dari kalkulus adalah system bilangan real dan sifat-sifatnya.
Bilangan Bulat dan Rasional bilangan paling sederhana di anatara semuanya adalah bilangan asli (natural number),
1, 2, 3, 4, 5, 6, …

Jika kita menyertakan negative dari bilangan asli dan nol, kita memperoleh bilangan bulat (integar)
…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …

Untuk mengukur panjang, berat, atau volume, bilangan bulat saja tidaklah cukup. Jarak antara bilangan bulat terlampau renggang sehingga ketelitiannya (precision) kurang. Oleh katrnanya kita perlu meninjau hasil bagi (rasio atau kuosien) bilangan bulat (Gambar 1), yaitu bilangan seperti.
3/4 , /8  ,  21/5 , 19/(-2) , 16/2 , dan (-17)/1

 Bilangan Real  dapat dipandang sebagai label (penanda) untuk titik-titik di sepanjang sebuah garis mendatar. Di sana bilangan-bilangan ini mengukur jarak ke kanan atau kekiri (jarak berarah) dari suatu titik tetap yang disebut titi asal (origin) dan diberi label 0. Bilangan ini disebut koordinat dari titik tersebut, dan garis koordinat yang dihasilkan disebut sebagai garis real.


Decimal Berulang dan tak Berubah setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai decimal, karena sesuai definisi bilangan rasional selalu dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat; jika kita membagi pembilang dengan penyebut, kita memperoleh decimal. Sebagai contoh,
1/2 = 0,5   3/8 = 0,375   3/7 = 0,428571428571428571

Bilangan irasional juga dapat dinyatakan sebagai decimal, sebagai contoh,
√2  = 1,4142135623 …,    = 3,1415926535

Decimal berakhir dapat dipandang sebagai decimal berulang dengan perulangan nol. Sebagai contoh,
3/(8 ) = 0,375 = 0,3750000
Jadi, setiap bilangan rasional dapat ditulis sebagai decimal berulang. Dengan lain, jika x adalah bilangan rasional, maka x dapat dituliskan sebagai sebuah decimal berulang .

CONTOH 1 :
 (Desimal berulang adalah bilangan rasional) Perhatikan bahwa x = 0,136136136 … adalah bilangan rasional.
PENYELESAIAN :  kita kurangkan x dari 1000x, dan kemudian menghitung x.

1000x = 136,136136 …
       X =      0,136136 …
 999x  = 136
       X = 136/999

Estimasi  ketika menghadapi soal hitungan yang rumit, mahasiswa yang ceroboh mungkin akan menekan dengan cepat beberapa tombol kalkulator dan langsung menuliskan jawabannya, tanpa menyadari tanda kurung hilang atau jari salah tekan bisa memberikan hasil yang salah. Mahasiswa yang teliti dan memiliki rasa bilangan yang tinggi akan hasilnya terlalu besar atau terlalu kecil, dan menghitung ulang dengan benar. Kita juga harus tahu bagaimnana melakukan diluar kepala.

CONTOH 2 : Hitung ( 430 + 72 + 7,5 )/2,75.

PENYELESAIAN :
Mahasiswa yang bijak akan mengaproksimasikan ini sebagai ( 20 + 72 + 2)/3 dan mengatakan bahwa jawaban seharusnya berada disekitar 30. Jadi, ketika kalkulatornya memberikan jawaban 93,448, dia curiga (dan yang dia hitung ternyata adalah (√430 + 72 + 7,5 / 2,75 ). Setelah menghitung ulang dia mendapatkan jawaban yang benar : 34,43.

Sedikit tentang Logika Hasil-hasil penting dalam matematika disebut teorema. Beberapa yang terpenting diberi label Teorema dan biasanya diberi nama (misalnya Teorema Pythagoras). Yang lainnya muncul dalam soal-soal dan didahului dengan kata-kata perlihatkan bahwa atau buktikan bahwa. Berlawanan dengan aksioma atau definisi, yang diterima begiyu saja, teorema memerlukan pembuktian.

Negasi  dari pernyataan P dituliskan  ~P  . misalnya, jika P adalah pernyataan “Hari hujan”, maka                                                          
 ~P adalah pernyataan “Hari tidak hujan”. Pernyataan    Q => ~P  dinamakan Kontraposisi dari pernyataan P => Q dan pernyataan ini setara terhadap P => Q. yang dimaksud dengan setara adalah P => Q dan ~P => ~P    bersifat keduanya benar atau keduanya salah. Untuk contoh, kontrapositif dari “Jika Adi orang Maluku, maka Adi adalah orang Indonesia adalah “Jika Adi bukan orang maluku maka Adi bukan orang Indonesia.
 

       0.2    Pertidaksamaan Dan Nilai mutlak

         Menyelesaikan  suatu pertidaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan real yang membuat pertidaksamaan tersebut berlaku. Ada macam-macam interval yaitu interval terbuka yang terdiri dari semua bilangan antara a dan b, tidak termasuk titik-titik ujung a dan b. kita menyatakan interval ini dengan lambang (a,b) sebaliknya pertidaksamaan  a <x< b berarti interval tertutup yang berkorespondensi, yang mencakup titik-titik ujung a dan b. ini dinyatakan oleh [a,b]. menyelesaikan pertidaksamaan adalah mengubah pertidaksamaan satu langkah tiap kali sampai himpunan pemecahannya.
      1.     Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas suatu pertidaksamaan.
      2.     Kita dapat mengalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan positif.
3.     Kita dapat mengalikan kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi kemudian kita harus membalikan arah dari tanda pertidaksamaannya.


   Pertidaksamaan yang melibatkan nilai mutlak jika |x|< 3, maka jarak antara x dengan titik asal harus lebih kecil dari 3. Dengan perkataan lain x haruslah secara simultan lebih kecil dari 3 dan lebih besar dari -3 : yaitu < X < 3. Sebaliknya jika |x| > 3, maka jarak antara x dengan titik asal haruslah paling sedikit 3. Hal ini dapat terjadi jika x > atau  x<-3.

 
0.3     Sistem Koordinat Rektanguler

          Rumus jarak bermodalkan pemahaman tentang koordinat kita akan berkenalan dengan sebuah rumus sederhana untuk jarak antara dua titik pada bidang ini di dasarkan pada Teorema Pythagoras yang mengatakan jika a dan b adalah panjang dari kedua kaki sebuah segitiga siki-siku dan c adalah sisi miringnya.
       Persamaan garis tegak garis-garis tegak (vertical) tidak cocok dalam pembahasan di atas karena konsep kemiringan tidak di definisikan untuk mereka. Tetapi garis tegak tetap mempunyai persamaan, yang sangat sederhana. Bentuk Ax + By +c = 0 termasuk garis tegak.
Contoh : y-2 = -4 (x=2)
                 Y=5x-2
                 X = 2

Dapat di tulis ulang dengan memindahkan semuanya keruas kiri sebagai berikut :

4x+y+6=0
-5x+y+2=0
X+0y-5=0

Garis – garis sejajar dua garis yang tidak mempunyai titik potong disebut sejajar misalnya, garis-garis dengan persamaan  y=2x+2 dan y=2x+5 adalah sejajar karena untuk setiap nilai x, garis kedua adalah tiga satuan di atas yang pertama demikian pula,garis-garis dengan persamaan -2x+3y+12=0 dan 4x-65=5 adalah  sejajar.

  0.4    Grafik Persamaan
                  Grafik persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-koordinat (x,y) memenuhi persamaan yakni membuat suatu identitas yang benar.
Prosedur penggambaran grafik untuk menggambarkan suatu persamaan, misalnya  y= 2x-x+19. Kita dapat mengikuti prosedur tiga langkah sederhana:
Langkah 1 : dapatkan koordinat-koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan.
Langkah  2 : plotlah titik-titik tersebut pada bidang.
Langkah  3 : hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus. 

0.5   Fungsi Dan Grafiknya
            
                Sebuah fungsi adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan, ang disebut daerah asal (domain) dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil. (range) fungsi. Banyaknya suatu  fungsi  sebagai sebuah mesin yang mengambil sebagai inputnya sebuah nilai x menghasilkan output f(x). setiap nilai input di cocokkan dengan nilai output tunggal, tetapi dapat terjadi bahwa beberapa nilai input yang berlainan memberikan nilai output yang sama.
Daerah asal dan daerah hasil untuk menyebutkan suatu fungsi secara lengkap kita harus menyatakan, selain aturan korespondensi daerah asal fungsi tersebut. Misalnya f adalah fungsi yang di definisikan oleh f(x) = x2 + 1 dengan daerah asal {-1,0,1,2,3}. Maka daerah hasil adalah { 1,2,5,10}.

BAB 1
LIMIT

1.1   Pendahuluan Limit
Kalkulus adalah studi tentang limit
Masalah yang Mengarah ke Konsep Limit konsep limit adalah pusat dalam banyak masalah di fisika, rekayasa, dan ilmu social.
Kecepatan =
Archimedes mampu menemukan luas daerah dari poligon beraturan dengan n sisi, dan dengan mengambil poligon beraturan yang sisinya semakin banyak, dia mampu mengaproksimasi luas sebuah lingkaran sampai tingkat keakuratan yang diinginkan.
Pemahaman Secara Intuisi Tinjau fungsi yang ditentukan oleh rumus
f(x)=
Definisi  Makna Limit secara Intuisi:
Untuk mengatakan bahwa berarti bahwa ketika x tetapi berlainan dari c, maka f(x) dakat ke L.
Contoh 1:
Carilah
PENYELESAIAN: Ketika x dekat 3; maka 4x-5 dekat terhadap  4 . 5 – 5 = 7. Kita tuliskan
 = 7
Definisi Limit Kiri dan Limit Kanan
Untuk mengatakan bahwa  = L berarti  bahwa ketika x dekat dari sebelah kanan c, mak f(x) dekat ke-L. Demikian pula, untuk mengatakan bahwa  berarti bahwa ketika x dekat tetepi pada sebelah kiri c, maka f(x) adalah dekat ke-L.
Teorema C
Jika f(x) = g(x) untuk semua x didalam satu interval terbuka yang mengandung bilangan c, terkecuali mungkin pada bilangan c sediri, dan jika  ada, maka  = .
Contoh:
Carilah
Penyelesaian:  =  =  =

Teorema D    Teorema Apit (Squeeze Theorem)
Misalkan f, g, dan h adalah fungsi yang memenuhi f(x)  g(x)  h(x) untuk semua x dekat c, terkecuali mungkin pada c.Jika  =  = L.
Contoh:
Asumsikan bahwa kita telah membuktikan bahwa 1 – X2/6  (sin x)/x  1 untuk semua x yang dekat tetapi berlainan dengan 0. Apa yang bisa kita simpulkan tentang  = 1
Penyelesaian: Misalkan f(x) = 1 – x2 /6, g(x) = (sin x)/x, dan h(x) = 1. Menyusul bahwa  = 1 =  dan akibatnya, menurut teorema c
= 1
1.2     Pengkajian Mendalam tentang Limit
Mengatakan bahwa  = L bermakna bahwa f(x) dapat dibuat sedekat mungkin dengan L asalkan x cukup dekat, tetapi tidak sama dengan c.

Nilai Mutlak sebagai Jarak
Pikirkan dua titik a dan b pada garis bilangan. Berapa jarak sebuah kedua titik tersebut? Jika a < b, maka a b adalah jarak. Kita dapat gabungkan dua pernyataan ini dengan mengatakan bahwa jarak adalah I b a I. Tafsiran geometri ini tentang nilai mutlakselisih sebagai jarak antara dua titik pada garis bilangan, penting dalam pemahaman definisi ita tentang limit.

Membuat Definisi yang Presisi   Kita ikuti tradisi dalam menggunakan huruf Yunani epsilon dan delta untuk menggantikan sebarang bilangan-bilangan positif (biasanya kecil).
Definisi  Pengertian Presisi Limit
Mengatakan bahwa  = L berarti bahwa untuk tiap epsilon > 0 yang diberikan (betapapun kecilnya), terdapat delta > 0 yang berpadanan sedemikian rupa sehingga | f(x) – L | < epsilon asalkan bahwa 0 < |x-c| < delta; yakni,
0 < |x-C| < delta    | f(x) L | < epsilon

 Dua Limit yang Berlainan?
Pertanyaan yang perlu dipertanyakan adalah, “Dapatkah suatu fungsi mempunyai dua limit yang berlainan di c?” Jawab intuitif yang jelas adalah tidak. Jika suatu fungsi menjadi semakin dekat ke L ketika x ~ c, ia tidak dapat menjadi semakin dekat dengan bilangan lain M.
Limit Satu – Sisi  Kita tidak perlu memerlukan banyak imajinasi untuk memberikan definisi epsilon – delta dari aturan limit kanan dan limit kiri.
Definisi  Limit Kanan
Mengatakan  = L berarti bahwa setiap epsilon > 0, terdapat delta > 0 yang berpadanan sedemikian rupa sehingga
0 < x – c < delta    | f(x)L | < epsilon


 
1.3   Teorema Limit
    Limit Satu – Sisi
Walaupun dinyatakan dalam bentuk limit dua-sisi, Teorema A tetap benar untuk limit kiri maupun limit kanan.

Teorema A    Teorema Limit Utama
Misalkan n bilangan bulat positif, k konstanta, serta f dan g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di c. Maka
1.       = k;
2.       = c;
3.      ) + g(x) =  + ;
4.       = ;
5.      – g(x)  - ;
6.       g(x) =   ;
7.      , asalkan   0;
8.       = [ ]n;
Contoh:
Carilah 4
= 2 = 2 [ 4 = 2[3]4 = 162
Teorema B   Teorema Substitusi
Jika f fungsi polinomial atau fungsi rasional, maka
 = f(c)
Asalkan f(c) terdefinisi. Dalam kasus fungsi rasional, ini bermakna bahwa nilai penyebut pada c tidak nol.

Penghitung Limit “dengan Substitusi”
Ketika kita menerapkan Teorema B, Teorema Substitusi, kita katakana menghitung limit dengan substitusi.  Tidak semua limit dapat dihitung dengan substitusi; tinjau .Teorema substitusi tidak di terapkan di sini karena penyebut adalah 0 ketika x = 1, tetapi limit memang ada.
                
1.4   Limit Mengakibatkan Fungsi Trigonometri
Teorema A   Limit Fungsi Trigonometri
 Untuk setiap bilangan real c didalam daerah asal fungsi,
1.        = sin c
2.       = cos c
3.       = tan c
4.       = cot c
5.       = sec c
6.       = scs c

 Contoh:   Carilah
Penyelesaian:  = ( ) ( ) = 0 . 1 = 0
Dua limit penting yang tidak dapat dihitung dengan cara subtitusi adalah
  dan 
Teorema B   Limit Trigonometri Khusus
1.          = 1                      2.     = 0
Contoh: carilah
Penyelesaian:  =  = 3

1.5   Limit di Tak Terhingga; Limit Tak-Terhingga
Definisi  Limit ketika x   _
Misalkan f terdefinisi pada [_ ) untuk suatu bilangan c. Kita katakana bahwa   = L jika untuk masing-masing epsilon >0 terdapat bilangan M yang berpadanan sedemikian rupa sehingga
X < M   I f(x) – L I < epsilon.

1.6   Kontinuitas Fungsi
Definisi  Kontinuitas di satu titik
Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka yang mengandung c. Kita katakana bahwa f kontinu di c jika
 = f(c)
Definisi  Kontinuitas pada Interval
Fungsi f adalah kontinu kanan pada  a jika  = f(a) dan kontinu kiri pada b jika f(x) = f(b).
 
                                                BAB 2
                                             TURUNAN

2.1  Dua Masalah dengan Satu Tema
Garisang  Singgung  Gagasan Euclides tentang garis singgung sebaagai garis yang menyentuh suatu kurva hanya pada satu titik.
Definisi:  Garis Singgung
Garis singgung pada kurva y = f(x) di titik P(c, f(c) ) adalah garis yang melalui P dengan kemiringan
                                   
Asalkan bahwa limit ada dan bukan ∞ atau -∞.
CONTOH 1:  Carilah kemiringan garis singgung pada kurva f(x) = x2 di titik (2,4)
Penyelesaian:  Garis yang kemiringannya terlihat jelas bahwa garis tersebut memounyai kemiringan positif yang besar.
                                               
                                                                =
                                                                 =  
                                                                  =  
                                                                   = 4
Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat
Kecepatan rata-rata adalah jarak dari posisi pertama ke posisi kedau dibagi dangan waktu tempuh.

Defenisi:  Kecepatan Sesaat
Jika benda bergerak di sepanjang garis koordinat dengan fungsi posisi f(t), maka kecepatan sesaat pada saat c adalah
                                                =          
Asalkan bahwa limit ada dan bukan ∞ atau -∞.
Dalam kasus f(t)= 16t2, kecepatan sesaat pada t = 1 adalah
                                    v =
                                       =
                                       =
                                           =  (32 + 16h) = 32

2.2  Turunan
Definisi Turunan
Turunan  fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f aksen”) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah c adalah
                                    f(c)=
Asalkan bahwa limit ada dan bukan ∞ atau -∞.

Contoh: Jika f(x) = 13x – 6. carilah f’(4).
Penyelesaian:
                        f’(4) =  
                                   = = 13 =13
Bentuk-bentuk Setara untuk Turunan  Tidak ada yang keramat tentang penggunaan huruf h dalam mendefinisikan f’(c). Misalkan,perhatikan bahwa
                                    f’(x) =
                                                =
                                                =            

Teorema A: Keterdiferensiasian Mengimplikasikan Kontinuitas      
Jika f’(c) ada maka f kontinu di c.
Lambang Leibniz untuk Turunan   Misalkan sekarang bahwa variabel tak-bebas y, akan berupa
                                    = f(x + ) - f(x)
Dan hasil bagi
                                                         


2.3  Aturan Pencarian Turunan
Aturan Konstanta dan Pangkat
Teorema A:  Aturan Fungsi Konstanta
Jika f(x) = k, dengan k suatu konstanta maka untuk sebarang x, f(c) = 0; yakni,
                                                Dx (k) = 0
Bukti:
            f(x) =   =   =  0 = 0


Teorema B:  Aturan Fungsi Satuan
Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1; yakni,
                                    Dx, (x) = 1
Bukti:
                        f’(x) =   =   =  = 1

Teorema C:  Aturan Pangkat
Jika f(x)= xn, dengan n bilangan bulat positif, maka f’(x)= nxn-1 yakni,
                                                Dx(xn)= nxn-1

Teorema D:  Aturan Kelipatan Konstanta
Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensiasikan, maka (kf)’(x) = k . f’(x) yakni,
                                                Dx[k . f(x)] =k . Dxf(x)
Dalam kata-kata, penggali konstanta k dapat dikeluarkan dari operator Dx

Teorema E:  Aturan Jumlah
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensiasikan, maka (f – g)’(x) =f’(x)+ g’(x) yakni,
                                                Dx [f(x) + g(x)] = Dx f(x) + Dx g(x)
Dalam kata-kata, turunan dari suatu jumlah adalah jumlah dari turunan-turunan.

Teorema F:  Aturan Selisih
Jika f dan g adalah fungsi yang terdiferensiasikan, maka (f – g)’(x) –g’(x) yakni,
                                                DX[f(x) – g(x)] = Dxf(x) –Dxg(x)

Teorema G:  Aturan Hasil Kali
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensiasikan, maka
                                                (f . g)’(x) = f(x)g(x)
Yakni
                                                Dx[(x)g(x)] =f (x)Dxg(x) + g(x)Dxf(X)


2.4  Turunan Fungsi Trigonometri
kita.
Teorema A:
Fungsi f(x) =sin x dan g(X) = cos x keduanya terdiferensiasikan, dan
                                                Dx(sinx) = cos x   Dx(cos x) = - sin x

Contoh:  Carilah Dx (3 sin x – 2 cos x)
Penyelesaian:
                        DX(3 sin x – 2 cos x) = 3Dx(sin x) – 2Dx(cos x)
                                                         = 3 cos x + 2 sin x
Teorema B:
Untuk semua titik x didalam daerah asal fungsi,
                        Dx tan x = sec2 x          Dx cot x = - csc2 x
                        Dx sec x = sec c tan x   Dx csc x = - csc x


2.5  Aturan Rantai
Teorema A:  Aturan Rantai
Misalkan y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensiasikan di x dan f terdiferensiasikan di u = g(x), maka fungsi komposit f . g, yang didefinisikan oleh (f . g)(x) = f(g(x)), adalah terdiferensiasikan di x dan
                                                (f . g)’(x) = f’(g(x))g’(x)
Yakni
                                                Dx(fG(x)) = f’(g(x))g’(x)
Atau
                                               

Penerapan Aturan Rantai   Kita mulai dengan contoh (2x2 – 4x + 1)60
Contoh:  Jika y = (2x2 – 4x + 1)60 , carilah dxy.
                                    Y = u60 dan u = 2x2 – 4x + 1
Fungsi sebelah luar adalah f(u) = u60 dan fungsi sebelah dalam adalah u = g(x) = 2x2 – 4x +1. Jadi,
                                    Dxy = Dxf(g(x)
                                           =f(u)g(x)
                                           =(60u59)(4x – 4)
                                           =60(2x2 – 4x + 1)59(4x – 4)


2.6  Turunan Tingkat Tinggi
Karena turunan fungsi nol adalah nol, maka turunan keempat dan semua turunan yang tingkat lebuh tinggi ( higher-order) dari f akan nol.
2.7  Diferensiasi Implisit
Beberapa Kesukaran yang Tak Kentara
Jika sebuah persamaan dalam x dan y menentukan fungsi y = f(x) dan jika fingsi ini terdiferensiasikan, maka metode terdiferensiasi implicit akan menghasilkan ekspresi yang benar untuk dy/dx. Tetapi perhatikan terdapat dau “jika” besar dalam pernyataan ini.
        Tinjau persamaan
                                                X2 + y2 = 25
Yang menentukan fungsi-fungsi y = f(x) = x2 dan fungsi y = g(x) = x2
Contoh:  Carilah dy/dx jika x2 + 5y3 = x + 9
Penyelesaian:
                                    x2 + 5y3) = d/dx(x + 9)
                                        2x + 15y2  = 1
                                                       

Teorema A:  Aturan Pangkat
Misalkan r sebarang bilangan rasional. Maka untuk x  0.
                                                Dx(xr) = rxr-1
Jika  r dapat dituliskan dalam suku terendah sebagai r = p/q, di mana q ganjil, maka Dx(xr)= rxr-1 untuk semua x.


2.8  Laju yang Berkaitan
Sebagai ganti di ketahuinya y secara eksplisit dalam t, kita mengetahui hubungan yang mengaitkan y dan variabel x dan kita jjuga mengetahui sesuatu tentang dx/dt. Kita maasih tetap mampu mencari dydt , karena dy/dt dan dx/dt adalah laju-laju yang beerkaitan.


2.9  Diferensial dan Aproksimasi
Definisi  Diferensial
Misalkan y =f(x) adalah fungsi terdeferensiasi dari variabel bebas x.                                                      x adalah pertambahan sbarang dari variabel bebas x dx, disebut diferensial variabel bebas x. y adalah perubahan sebenarnya dalam variabel y ketika x berubah dari x ke x + x; yakni y + f(x + ) – f(x). dy, disebut diferensial variabel tak-bebas y, didefenisikan oleh dy = f´(x)dx.

BAB  3                                                                                                                                                        Aplikasi  Turunan                                                       
3.1 Maksimum dan Minimum
Teorema A   Teorema Keberadaan Maks-Min                                                                               Jika f kontinu pada interval tertutup [a,b], maka f mencapai nilai maksimum dan nilai minimum.
Teorema B   Teorema Titik Kritis                                                                                                         Misalkan f didefenisikan pada interval I yang memuat titik c.Jka f(c) adalah nilai ekstrim, maka c haruslah berupa suatu titik kritis; dngan kata lain, c adalah salah satu dari                                             (i)   titik ujung dari I;                                                                                                                                           (ii)   titik stasioner dari f; yakni titik dimana f´(c) = 0; atau                                                                   (iii)   titik singular dari f; yakni titik dimana f´(c) tidak ada.                                                                                                                      
3.2  Kemonotonan dan Kecekungan
Teorema A  Teorema Kemonotonan                                                                                                             Misalkan f kontinu pada interval I dan terdiferensial pada setiap titik-dalam  dari I.                                                                                                                 (i)     Jika f´(x)  >  0 untuk semua titik-dalam I, maka f naik pada I.                                                                        (ii)    Jika f´(x)  < 0 untuk semua titik-dalam I,maka f turun pada I.

Teorema B  Tearema Kecekungan
Misalkan f terdiferensiasikan dua kali pada interval terbuka I.                                                            (i)  jika f’’(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung keatas pada I.                                                              (ii) jika f’’(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung kebawah pada I.

3.3  Ekstrim Lokal dan Ekstrim pada Interval Terbuka
Teorema A  Uji Turunan Pertama
Misalkan f pada interval terbuka (a,b) yang memuat sebuah titik kritis c.                                             (i) jika f(’x)>0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x)<0 untuk semua x dalam (c,b),maka f(c ) adalah     nilai maksimum local f.
(ii) jika f(’x)<0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x)>0 untuk semua x dalam (c,b),maka f(c ) adalah     nilai minimum local f.                                                                                                                 (iii) jika f’(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim local f,

Teorema B  Uji Turunan Kedua
Misalkan f’ dan f” ada pada setiap titik interval terbuku(a,b) yang memuat c, dan misalkan f’(c)= 0.                                                                                                                                                                      (i) jika f”c < 0, maka f(c) adalah nilai maksimum local f.                                                                               (ii) jika f”c > 0, maka f(c) adalah nilai minimum local f.

3.4  Teorema Nilai Rataan untuk Turunan
Teorema A  Teorema Nilai Rataan untuk Turunan
Jika f kontinu pada interval tertutup (a,b) dan terdiferensiasikan pada titik dalamnya(a,b), maka terdapat paling sedikit satu bilangan c dalam (a,b) dimana
                                   
Atau, secara setara, f(b)-f(a)=f’(c)(b-a)







2 komentar:

  1. materinya keren kak,,,
    perihal itu emangnya harus ada ya kak,,soalnnya ini kan rangkuman pastinya langsung ke intinya!!!!

    beneran aku tanyak ni kak,,soalnya aku baru semester 1 jadiny kurang tau menahu soal menyeseaikan tugas dari dosen...

    BalasHapus
  2. Best Playtech casinos in the US | Cascadia Casino
    Best 바카라 Playtech casino in the US is called Playtech, which means 메리트 카지노 고객센터 that you 메리트 카지노 can play online casino games at any time. If you want to learn more about the

    BalasHapus